Pocketbook #1



Manusia memang tak pernah puas. Maka dari itu mereka tak pernah berhenti belajar. Tidak pernah merasa cukup. Bagaimana dengan kamu dan saya? Saya juga seperti itu, kamu? Mungkin iya. Mungkin tidak.

Gambar dan tulisan di atas dan di bawah ini, saya pindai (scan) dari 'pocketbook' yang saya bawa ke mana-mana dan kapan saja, sejak bulan kesembilan. Suatu hari, saya pergi ke Tobucil untuk membeli buku catatan handmade (buatan tangan). Saya tidak berpikir untuk apa saya membeli buku. Sepanjang perjalanan, di angkutan kota, saya membayangkan binding book yang lucu-lucu yang biasa dijual di sana. Motif batik, bunga, dan yang bersampul foto. Setibanya di Tobucil, saya termenung lama di depan rak yang memajang barang yang mau saya beli itu. Bingung mau pilih yang mana. Lalu, saya membawa satu buku kecil, dengan sampul foto bangunan berlatar langit, dari hadapan rak menuju kasir.


Saya akan membawanya ke mana pun dan kapan pun. Akan saya jadikan pelampiasan suasana hati dan pikiran. 

Pikiran itu tiba-tiba terlintas. Melihat buku sederhana dan berukuran kecil ini, membuat saya mewujudkan tekad itu. Setiap ada yang terlintas di benak, langsung saya mengeluarkan pena dan buku tersebut. Saat di bis kota, di kelas, di mana pun. Sampai tadi sore, buku itu sudah mencapai halaman terakhir saya isi. 



Hikmahnya, dalam tiga bulan banyak yang berubah. Buku itu menemani saya belajar menggambar dan menulis. Ada kemajuan dari tiap goresan di situ dan sepertinya saya mulai menemukan gaya


Kamu, ya kamu! Kamu yang ingin belajar menggambar atau menulis, atau keduanya, bawalah satu buku yang bisa ditulisi dan digambari, setiap hari. Ide bisa muncul kapan saja, kadang bisa terlupakan atau diambil orang kalau terlalu lama di simpan. Langsung gambar atau tulis tanpa basa-basi di situ. Biarkan gambar atau tulisan mu menempel di buku itu. Setelah mencapai lembar terakhir, lihat kembali dan temukan apa yang berbeda 

Tiga gambar terakhir di buku ini, favorit!

Comments